LIDIK.ID , Bandar Lampung – Universitas Lampung (Unila) menggelar Rapat Koordinasi bersama 45 Perguruan Tinggi, Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) dengan tema Implementasi Program Kerja Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa. Selasa, (23/02).
Rapat ini diselenggarakan secara online dan offline di ruang sidang lantai dua Rektorat Unila, dengan dibuka oleh Dirjen Dikti Kemendikbud RI Prof. Dr. Nizam, M.Sc. DIC., Ph.D.
Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Sekretaris Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa mengawali rapat koordinasi dengan memaparkan delapan program kerja FRPKB tahun 2021–2023.
Selain Pemahaman dan Penerapan Ideologi Pancasila, delapan program kerja tersebut meliputi, Pemerkuatan Kecintaan kepada Bangsa Indonesia, Peningkatan Kesadaran Hukum terhadap Pelanggaran yang Mengganggu Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Penelitian dan Pengembangan tentang Implementasi Ideologi Pancasila, Kesadaran Bela Negara, Nasionalisme Internasionalisasi Toleransi dan Keberagaman, serta Amplifikasi Penguatan Ideologi Pancasila.
“Setiap program akan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan yang akan dibawahi masing-masing PIC,” ujarnya.
Rektor Unila Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Ketua FRPKB mengatakan, FRPKB didirikan untuk menguatkan karakter bangsa khususnya di lingkungan masyarakat akademik.
“Diharapkan forum ini dapat menopang kemajuan bangsa dengan sikap profesionalisme, integritas, dan nasionalisme,” kata Prof. Karomani.
Prof. Karomani juga memaparkan, bahwa Program kerja yang dibuat FRPKB merupakan kontribusi nyata penguatan karakter bangsa. Program kerja ini pun beririsan dengan Program Merdeka belajar dan Kampus Merdeka yang termasuk dalam indikator kinerja utama Kemdikbud RI.
“Para anggota FRPKB bersepakat mengimplementasikan Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah melalui Memorandum of Understanding (MoU),
Selain itu, sebagai wujud implementasi amanah konstitusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia, FRPKB menginisiasi program beasiswa bagi kalangan pesantren dan mahasiswa asing khususnya dari negara-negara yang dilanda konflik seperti Palestina dan Suriah.
“Diharapkan, prinsip Bineka Tunggal Ika yang menghargai keberagaman dalam kehidupan berbangsa dalam bangsa Indonesia akan menginspirasi dan menjadi role model bagi mahasiswa asing di negaranya,” pangkasnya.
(AGT)
Discussion about this post