Lidik.id, Cirebon – Sebuah video rekaman di salah satu sekolah di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, viral di media sosial. Video itu memperlihatkan seorang murid mendadak pucat dan mual setelah mencium potongan semangka dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam rekaman berdurasi singkat, murid berseragam olahraga merah tampak menutup hidung rapat-rapat lalu bergegas keluar kelas sambil menahan mual. Wajahnya terlihat pucat setelah mencium semangka yang dibungkus plastik dari menu MBG. Suasana kelas pun mendadak riuh, sementara murid lain memperhatikan dengan wajah panik.
Menu MBG hari itu terdiri atas ayam suwir, mi, sayuran rebus, dan semangka. Namun, semangka yang disajikan dituding bermasalah karena diduga basi.
“Coba dek, ini cium. Itu sampai muntah-muntah akibat mencium semangka yang ada ini. Ini pada hari Kamis tanggal 25 September 2025,” terdengar suara perekam video.
Viralnya rekaman itu memicu keresahan orang tua siswa terhadap kualitas makanan program MBG di Cirebon.
Menanggapi isu tersebut, Kepala SPPG Bayalangu Kidul, Ma’bad Fatkhi, membantah tudingan semangka basi. Ia menjelaskan, semangka dalam menu hari itu hanya terlalu matang sehingga aromanya berubah.
“Sudah kami uji orgaelektrik juga di kantor, semangka tersebut tidak bau dan tidak basi,” kata Ma’bad, Senin (29/9/2025).
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke sekolah-sekolah lain di wilayah distribusi, namun tidak ditemukan keluhan serupa.
“Alhamdulillah tidak bau dan tidak basi. Hanya terjadi di sekolah tersebut saja. Sampai saat ini tidak ada korban,” ujarnya.
Ma’bad memastikan dapur SPPG Bayalangu Kidul menerapkan pengawasan ketat mulai dari bahan baku, proses memasak, hingga distribusi. Relawan dan ahli gizi juga diingatkan untuk disiplin menjaga standar higienis.
“Dari segi masak, kita kan tidak tahu bakteri datang dari mana. Jadi kami melakukan penekanan supaya kejadian serupa tidak terulang,” jelasnya.
Setiap hari dapur SPPG Bayalangu Kidul menyiapkan sekitar 3.900 porsi makanan untuk wilayah Kecamatan Gegesik dan Kaliwedi. Namun buntut isu semangka, salah satu sekolah, SDN 3 Jungjang, sempat menarik suplai makanan dari dapur tersebut dan dialihkan ke dapur MBG di Arjawinangun.
Program MBG yang bertujuan meningkatkan gizi siswa kini kembali menjadi sorotan. Peristiwa di Arjawinangun mengingatkan pentingnya menjaga kualitas, higienitas, dan distribusi makanan demi kepercayaan masyarakat.
Discussion about this post