LIDIK.ID, NATUNA – Di tengah teriknya matahari dan medan berlumpur di ujung utara Nusantara, ratusan prajurit TNI Angkatan Darat menunjukkan ketangguhan mereka dalam latihan perang yang digelar di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, akhir Oktober 2025. Latihan tersebut bukan sekadar simulasi tempur, tetapi ujian nyata kesiapan, disiplin, dan profesionalisme pasukan penjaga kedaulatan negara. Minggu, (09/11/2025).
Dentuman senjata berat terdengar menggema di tengah hutan Pulau Bunguran Besar. Amunisi tajam berdaya ledak tinggi melesat cepat, meninggalkan kepulan asap putih di belakangnya. Setiap tembakan diarahkan sesuai skenario, menggambarkan koordinasi dan ketepatan strategi yang matang di medan lapangan.
Latihan menembak senjata berat dan uji siap tempur Kompi Terintegrasi ini menjadi bagian dari program rutin TNI AD untuk mengasah kemampuan pasukan menghadapi situasi tempur sesungguhnya. Kabupaten Natuna dipilih karena memiliki medan bervariasi sekaligus strategis, terletak di perbatasan utara Indonesia yang menjadi titik penting pertahanan negara.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIX/Tuanku Tambusai, Mayor Jenderal TNI Agus Hadi Waluyo, menegaskan bahwa latihan tersebut bukan karena adanya ancaman atau indikasi konflik bersenjata, melainkan bentuk komitmen TNI menjaga profesionalisme prajurit.
“Latihan ini murni untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan prajurit. Tidak ada kaitannya dengan ancaman dari luar negeri. Ini bagian dari upaya berkelanjutan TNI AD menjaga profesionalisme dan kesiapan tempur,” tegas Mayjen Agus.
Dengan sepatu lapangan yang berlumur lumpur, Pangdam turut meninjau langsung jalannya latihan. Ia berinteraksi dengan prajurit di garis depan, memberikan arahan sekaligus semangat agar setiap personel tetap fokus dan disiplin menjalankan setiap tahapan latihan.
Latihan kali ini menekankan integrasi antar-satuan. Setiap tim bergerak secara terkoordinasi — dari pasukan serbu hingga logistik dan medis — memastikan komunikasi menjadi kunci utama di tengah gemuruh suara tembakan dan ledakan.
Meski cuaca panas dan medan berat menguji fisik, semangat prajurit tidak surut. Mereka menembus lumpur, membawa perlengkapan berat, dan tetap teguh menjalankan perintah komando. Bagi mereka, latihan bukan sekadar kewajiban, tetapi bagian dari pengabdian kepada bangsa.
Selain aspek militer, TNI AD juga menunjukkan kepedulian sosial selama latihan berlangsung. Masyarakat sekitar wilayah Batubi dan Pulau Bunga, yang terdampak pembatasan aktivitas selama kegiatan, menerima bantuan sembako sebagai wujud kemanunggalan TNI dan rakyat.
Kepala Desa Batubi, Zapridin, menyebut sekitar seratus warga menerima bantuan, termasuk nelayan dan warga lanjut usia.
“Kami bersyukur kegiatan berjalan aman dan warga juga mendapatkan perhatian dari TNI,” ujarnya.
Latihan tempur di Natuna menjadi simbol kekuatan dan kedisiplinan TNI AD, sekaligus bukti bahwa kemanunggalan dengan rakyat tetap menjadi fondasi utama dalam menjaga kedaulatan bangsa. Di tengah hutan Natuna yang hijau dan laut birunya yang tenang, para prajurit itu bukan hanya berlatih perang — mereka sedang mempersiapkan diri menjaga kedamaian negeri.***
(TRS).







Discussion about this post