Lidik.id, Jakarta – Ahmad Sahroni, seorang tokoh masyarakat dan aktivis, menyatakan kemarahannya terkait insiden tragis yang melibatkan penembakan terhadap seorang polisi oleh oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam pernyataannya, Saroni menegaskan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota TNI tersebut harus dihukum setimpal.
“Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Penembakan terhadap aparat keamanan negara adalah pelanggaran berat dan harus mendapatkan hukuman yang sangat tegas. Saya mendesak agar oknum TNI yang bertanggung jawab dihukum mati. Ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga tentang menjaga kehormatan institusi negara,” tegas Ahmad Saroni dalam sebuah wawancara di Jakarta, Senin (19/3).
Insiden penembakan tersebut terjadi pada akhir pekan lalu, ketika seorang polisi tewas akibat tembakan yang diduga dilakukan oleh seorang anggota TNI yang sedang menjalankan tugas di wilayah tersebut. Kejadian ini telah memicu kemarahan di kalangan masyarakat dan anggota kepolisian.
Pihak kepolisian segera membuka penyelidikan atas insiden tersebut, sementara pihak TNI juga memastikan bahwa oknum yang terlibat akan diproses secara hukum. Namun, bagi Saroni, hukuman mati adalah langkah yang perlu diambil agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Tidak ada alasan untuk membiarkan kejadian seperti ini tanpa konsekuensi yang jelas. Aparat negara harus menjaga kedisiplinan dan tidak boleh ada kekerasan yang dilakukan oleh oknum yang mengkhianati tugas mereka,” tambahnya.