Lidik.id, Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4/2025) malam. Pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu dinilai sebagai bentuk penghormatan dan tata krama dalam tradisi politik Indonesia.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra sekaligus Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menyampaikan bahwa tidak ada pertimbangan khusus terkait pertemuan tersebut. Menurutnya, Prabowo hanya menjalankan etika dengan menyambangi tokoh senior bangsa.
“Presiden, Ibu Mega kan senior, usia lebih, jadi saya kira itu tata krama,” ujar Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
Sebelum pertemuan, Prabowo dikabarkan telah mengirimkan parsel berisi sayur mayur organik hasil produksi petani lokal kepada Megawati. Muzani menyebut bingkisan tersebut sebagai bentuk perhatian menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Dalam pertemuan tersebut, Megawati banyak membagikan pengalamannya saat menjabat sebagai presiden, khususnya dalam menghadapi tantangan pemulihan ekonomi nasional. Sementara itu, Prabowo membahas isu-isu global, termasuk dampak kebijakan tarif impor oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kini mulai dirasakan oleh Indonesia.
“Ibu Mega bicara soal tantangan masa lalu sebagai presiden. Pak Prabowo menyinggung soal tantangan global saat ini, salah satunya tarif Trump sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia,” jelas Muzani.
Keduanya sepakat bahwa kondisi ekonomi global saat ini bisa menjadi momentum untuk mendorong kebangkitan produk-produk lokal. Kenaikan harga impor dinilai bisa menjadi peluang agar masyarakat lebih mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
“Inilah waktunya produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Muzani.
Turut mendampingi Prabowo dalam pertemuan tersebut sejumlah tokoh politik dan pejabat, di antaranya Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Luar Negeri Sugiono, Mensesneg Prasetyo Hadi, Seskab Letkol Teddy, Kepala BPPIK Aries Marsudianto, serta Menko Polhukam Budi Gunawan.
Pertemuan ini disebut sebagai simbol komunikasi politik yang sejuk menjelang transisi pemerintahan baru.
Discussion about this post