LIDIK.ID, Tanggamus – Poniman (43) tahun, seorang warga pekon antar brak kecamatan limau pada 20 tahun yang lalu meninggalkan kampung halamannya, dia menjadi tenaga kerja dinegara tetangga Malaysia melalui PJTKI.
Semenjak almarhum poniman Bekerja dimalaysia, dia tidak pernah kontak dengan keluarga, bahkan keluarganya pun sudah mencari informasinya kemana mana tetapi tetap saja nihil, sehingga orang tua Poniman sempat putus asa.
Dewi, selaku adik kandung Poniman menjelaskan, bahwa dia sangat yakin kakaknya sehat – sehat saja tetapi pada saat itu mereka sulit untuk mendapatkan informasi tentang kakaknya karena kehilangan kontak, kalau pun kakaknya ada apa – apa, pasti pihak perusahaan tempat kakaknya bekerja bertanggung jawab untuk memulangkan kakaknya.
” Walau pun kami sempat hilang kontak beberapa puluh tahun, saya yakin kakak saya sehat sehat saja, dan kalau pun ada apa apa dengan kakak saya, pasti pihak perusahaan tempat kakak saya bekerja bertanggung jawab untuk memulangkan kakak saya”, jelas Dewi.
Sumiyati (41) tahun selaku istri almarhum Poniman menjelaskan, bahwa suaminya seorang perokok berat, dan bekerja disebuah galangan kapal, dia berkenalan dengan almarhum suaminya pada tahun 2013 dan akhirnya mereka langsung menikah.
” Saya berkenalan dengan suami saya (Poniman) sekitar tahun 2013 dan saat itu kami banyak kecocokan dan akhirnya kami menikah, dan dengan pernikahan itu kami dikaruniai seorang anak perempuan usia (5) tahun, suami saya itu seorang perokok berat ditambah dia bekerja disebuah perusahaan galangan kapal dimalaysia, mungkin dia meninggal karena penyakit paru akibat polusi udara bukan meninggal karena Covid – 19, Karena sebelum dia meninggal dia sempat batuk – batuk dan muntah darah setelah dua hari, belum sempat dibawa kerumah sakit akhirnya suami saya meninggal”, jelas Sumiyati.
Masih menurut Sumiyati (41), jenazah suaminya diurus oleh pihak perusahaan tempat almarhum suaminya bekerja, dan bekerjasama dengan otoritas dimalaysia untuk dipulangkan ke Indonesia, semua biaya ditanggung oleh perusahaan bahkan sepeser pun pihak keluarga almarhum Poniman tidak mengeluarkan uang.
” Untuk memulangkan jenazah suami saya, Alhamdulillah pihak perusahaan bertanggung jawab masalah biayanya, bahkan sepeser pun saya dilarang untuk mengeluarkan uang, bahkan rekan – rekan tempat suami saya bekerja malah memberikan saya uang sebagai uang duka, dan masalah tunjangan kematian dari perusahaan, sekarang masih diurus oleh teman – temannya suami saya”, pungkasnya.
Sekarang Poniman telah tiada dan meninggalkan luka yang sangat mendalam buat keluarganya, semenjak Poniman merantau dan menjadi TKI dinegara Malaysia, berpuluh tahun tidak ada kabar berita dan pulang sudah meninggal dunia, semoga kedepannya tidak ada Poniman – Poniman yang lain dan menjadi pembelajaran buat kita semua.
(SZL)
Discussion about this post