LIDIK.ID, SULAWESI SELATAN – Diduga kesurupan setelah melakukan ritual di dalam rumah di sebuah kamar, satu keluarga beranggota 12 orang itu menganiaya warga yang lewat di depan rumah mereka bersama-sama. Kejadian mengerikan terjadi di daerah Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Tak hanya menganiaya sejumlah warga yang melintas di depan rumah mereka, setelah melakukan ritual, mereka juga melakukan pembunuhan sadis pada gadis bernama ROS (16) yang merupakan anggota keluarga mereka sendiri.
Menurut informasi, ROS tewas dalam kondisi luka menganga di bagian lehernya, yang diduga akibat digorok menggunakan parang. Bahkan ada pukulan dari benda timpul di paha selain luka bacok di sekujur tubuh gadis malang itu.
Atas kejadian itu,Kepolisian Resort (Polres) Bantaeng telah mengamankan satu keluarga di Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan tersebut pada Sabtu, 9 Mei 2020.
Selain itu polisi juga berhasil mengamankan tiga orang warga kampung yang menjadi korban penganiayaan dari 12 orang tesebut. Mereka adalah Sumang (45), Irfandi (18), dan Enal (25).
Menurut keterangan, Irfandi tidak mengalami luka, sementara Enal mengalami luka sobek di kepala akibat sabetan parang, dan Sumang mengalami luka gores pada bagian telinganya.
Pelaku dari aksi pembunuhan, penyanderaan, dan menganiayaan ini adalah Darwis ( 50 tahun), bersama 11 orang keluarganya.
Anggota keluarganya tersebut adalah Anis istri Darwis, dan anak kandungnya yang masing-masing bernama Rammang, Suci, Dilah, Anto, Tuti, dan Tuti.
Dua menantu mereka, yakni Ardi dan Rusni beserta dua cucunya yang masih belia juga diamankan polisi.
Kejadian pembunuhan tragis ini terjadi pada malam hari sekira pukul 11.00 Wita. Saat itu, Rammang turun ke jalan dengan menahan warga yang melintas sambil memegang sebilah parang.
Enal adalah warga pertama yang menjadi korban, dan mengalami luka sobek di bagian kepalanya. Akibatnya, ia harus menjalani perawatan medis dengan 30 jahitan bekas luka di kepalanya. Kemudian ia menahan warga lainnya, yakni Sumang dan Irfandi.
Setelah diselidiki lebih lanjut, Kapolres Bantaeng, AKBP, Wawan Sumantri, mengungkap motif sementara kasus pembunuhan tersebut. Bukan kesurupan maupun ilmu hitam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sembilan orang terduga pelaku, Wawan mengatakan pembunuhan dilatarbelakangi oleh harga diri keluarga karena korban dianggap telah membuat malu.
“Korban adalah Ros, 16 tahun, kelas dua SMA. Ini adalah anak kelima. Motif pembunuhannya kasus siri. Kasus harga diri, malu. Bahwa korban ini ada hubungan sama orang lain atas nama Usman alias Sumang.”
“Keluarga ini malu karena salah satu keluarganya (korban) berhubungan dengan Usman sehingga dia melakukan pembunuhan,” kata Wawan dalam tayangan live di InewsTV, Minggu 10 Mei 2020.
Selain itu, Wawan juga menjelaskan bahwa Usman alias Sumang yang dituduh menjalin hubungan dengan korban merupakan salah satu warga yang ikut disandera oleh keluarga pelaku.
Ia juga mengatakan eksekusi pembunuhan dilakukan oleh Rahman, anak pertama dan Anto, anak keempat, yang juga kakak dari korban. Diketahui bahwa Rahman adalah penguasa di rumah dan eksekusi ini. Semua anggota keluarganya takut bahkan ayahnya sendiri.
Namun keterangan itu tetap masih terus diselidiki seiring perkembangan informasi di lapangan. Penjelasan tersebut tak menutup kemungkinan bahwa sebuah ritual atau ilmu hitam.
“Terkait motifnya kita tidak berhenti. Isu yang berkembang di lapangan mengenai ilmu hitam tidak tertutup kemungkinan kita lakukan (pemeriksaan) untuk mengurai motif-motif lain,” katanya.
Terkait hukuman yang diterima pelaku, Wawan menyatakan jika nantinya terbukti pembunuhan berencana, pelaku bisa dikenai ancaman hukuman mati dan penjara seumur hidup.
Discussion about this post