LIDIK.ID, MEDAN – Sebuah kasus pembunuhan terjadi di Medan, Sumatera Utara. Seorang wanita berinisial E tewas secara mengenaskan. Bahkan mayat E ditemukan di dalam kardus oleh polisi setempat. Tepatnya, di Komplek Cemara Asri, Kecamatan Percut Sei Tuan, Sumatera Utara.
Kasus ini dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP, Ronny Nicolas Sidabutar. Awalnya petugas menemukan seorang pria berinisial M (22) dan satunya lagi perempuan berinisial E (21). Saat ditemukan, kondisi pria tersebut masih hidup sementara perempuan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Mereka ditemukan di rumah temannya M, di Jalan Duku, Komplek Cemara Asri, Kecamatan Percut Sei Tuan, Rabu (6/5). Ronny juga menuturkan kondisi perempuan dalam kardus tersebut sudah dalam kondisi hampir gosong. Diduga, sang pria yang hendak membakar perempuan itu.
Awalnya, polisi mengatakan ada dua orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan seorang perempuan berinisial E (21) di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kedua orang itu adalah M yang diduga pacar korban dan J yang merupakan teman mereka.
Sebelumnya, polisi menduga pembunuh utama adalah M. Namun setelah diselidiki lebih lanjut, polisi mendapatkan fakta yang mengejutkan. Nyatanya, sebelum dibunuh dengan percobaan mutilasi dan dibakar, E sempat disetubuhi dahulu. Dan pelakunya adalah J, teman dari M.
Dalam kronologi kejadian, polisi menyebut jika E datang ke salah satu rumah di Kompleks Cemara Asri, Percut Sei Tuan, Sumut, bersama pacarnya, M. Sementara rumah yang dikunjungi merupakan rumah J.
“Nah, itu si M jemput korban lalu ke rumah J di Cemara itu,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, Kamis (7/5/2020) malam. Seperti yang dikutip detik.com.
E tidak tahu bahwa kedatangannya ke rumah J menjadi hari terakhirnya menghembuskan napas. Kejadian sadis itu diduga bermula dari J yang yang mengajak E bersetubuh bahkan diajak ke kamar mandi. Namun permintaan itu ditolak oleh E dan membuat J membenturkan kepala E secara sengaja hingga pingsan. Setelah E tak sadar diri, J menyetubuhi E yang tak sadarkan diri.
“Sampai di rumah J. J yang mengajak korban bersetubuh. Diajak ke kamar mandi, terus kan dia menolak. Karena menolak itu, akhirnya didorong, kemudian dibenturkan kepalanya juga memang sengaja. Terus pingsan, terus disetubuhi,” jelas Ronny.
Usai melakukan aksi bejatnya, J menusuk E dengan pisau. Polisi J diduga sebagai pelaku utama pembunuhan sadis ini.
“Setelah itu diambil pisau ditusuk sama si J.Jadi, pelaku utamanya ini sebenarnya si J. Tadi malam kan kita duga M, karena ada surat segala macam kan. Si J kita periksa, pas kita dalami nggak tahunya si J pelaku utamanya dibantu sama si M ternyata,” ucap Ronny.
Setelah E tewas, J meminta M membeli bensin dan membakar korban. J juga diduga memutilasi korban namun tak berhasil karena tubuh korban terlalu keras.
Diduga karena panik, J meminta M menelepon ibunya. Dalam penjelasan Ronny, ibu J bukan melapor, tapi melindungi anaknya dan ikut membantu agar mayat korban dimasukkan dalam kardus. Ibu J membantu si J angkat korban di kamar mandi, ke ruang tengah.
“Nah, karena mungkin sudah panik, teleponlah ke orang tua si J. Bilang ke si M, ‘M, tolonglah teleponkan mamakku’. Begitulah kira-kira. Ibunya ini datang ke rumahnya. Kaget, ‘Ada apa ini?’. Namun, bukan lapor, dia malah bilang dia menyetujui supaya si korban ini dibungkus dimasukkan ke kardus oleh si J. Bahkan dia yang mencari kardusnya,” lanjut Ronny.
Ronny mengatakan ibu J diduga berupaya mengamankan anaknya agar tak dicurigai sebagai pelaku pembunuhan. Setelah mayat masuk dalam kardus, ibu J menelepon ibu M. Berbeda dari ibu J yang melindungi anaknya, ibu M justru meminta M untuk bertanggung jawab bahkan bunuh diri dengan meminum racun.
“Ibunya M ditelepon untuk datang juga. Tetapi ibunya M ini saat datang dikasih tahu sama ibu J bahwa si M ini pembunuhnya. M ini mau mau saja dia. Ibunya M ini percaya. ‘Kamu jangan ngomong banyak, memang kamu yang bunuh’. M ini mau-mau aja. Sebelumnya, si M ini dibujuk sama ibunya J,” tutur Ronny.
M yang menurti ucapan tersebut, benar-benar membuat seolah ia merupakan pelakunya dengan membuat surat dan meminum racun. Namun nyatanya M tidak tewas, khawatir dengan anaknya, ibu M segera menghubungi polisi dan mengatakan anaknya yang melakukan pembunuhan itu.
Begitulah yang membuat M sebelumnya diduga sebagai pelaku utama, namun nyatanya pelaku utama dalam kasus pembunuhan sadis ini adalah J.
Dalam surat itu,M menulis seolah ia membunuh J karena hubungannya tidak direstui orangtua E. Jenazah Elvina langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan visum et revertum. Begitu juga M yang segera dirawat ke rumah sakit yang sama.
Hingga sekarang, pelaku diamankan oleh polisi dan penyelidikan kasus masih berlanjut.
Discussion about this post