JAKARTA – Indonesia akan mengeluarkan keringanan pajak yang lebih besar untuk mencakup 11 sektor bisnis yang serupa dengan insentif yang diberikan kepada industri manufaktur untuk membantu perusahaan mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19.
Ke-11 sektor tersebut adalah makanan, perdagangan, listrik, minyak dan gas, pertambangan dan batubara, kehutanan, pariwisata dan ekonomi kreatif, telekomunikasi, logistik, transportasi dan konstruksi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Jumat.
Dia menambahkan bahwa insentif akan berupa pembebasan pajak penghasilan individu, penangguhan pajak impor dan 30 persen diskon pajak perusahaan. Insentif pajak akan dicakup dalam paket stimulus keempat yang saat ini sedang diselesaikan pemerintah.
“Dari sudut pandang ekonomi, goncangan COVID-19 dapat merusak bisnis dan menyebabkan kebangkrutan besar-besaran,” kata Sri Mulyani kepada wartawan melalui briefing telekonferensi. “Kami mencoba memfokuskan stimulus kami untuk mengurangi guncangan ekonomi COVID-19 pada warga.”
Pemerintah sebelumnya mengumumkan keringanan pajak untuk industri manufaktur senilai Rp 22,9 triliun (US $ 1,46 miliar). Pekerja manufaktur dengan penghasilan di bawah Rp 200 juta per tahun akan dibebaskan dari pembayaran pajak penghasilan. Pajak penghasilan badan untuk sektor manufaktur juga telah dipotong sebesar 30 persen dan pembayaran pajak impor ditangguhkan.
Pendapatan pajak berkontraksi 2,5 persen pada Maret menjadi Rp 241,6 triliun, terutama didorong oleh sektor minyak dan gas yang melemah, sementara pendapatan bea dan cukai tumbuh sebesar 23,6 persen menjadi Rp 38,3 triliun, didorong oleh kenaikan cukai tembakau.
“Penerimaan pajak akan menghadapi tekanan besar selama beberapa bulan ke depan karena kegiatan ekonomi melambat, stimulus fiskal mulai berlaku dan harga komoditas turun,” kata Sri Mulyani.
Indonesia mencatat defisit anggaran negara sebesar Rp 76,4 triliun per Maret tahun ini, tetapi jumlah itu “tidak sepenuhnya mencerminkan ekonomi” karena pendapatan tumbuh secara signifikan sementara pertumbuhan belanja melambat, Sri Mulyani menambahkan. Defisit anggaran diperkirakan akan melebar menjadi 5,07 persen tahun ini.
Indonesia telah menyisihkan Rp 405,1 triliun dari anggaran negara 2020 untuk kebutuhan medis, jaring pengaman sosial dan bantuan untuk usaha kecil dan menengah karena penyakit seperti pneumonia telah menginfeksi lebih dari 5.000 orang pada Jumat sore, dengan 496 orang meninggal.
“Stimulus lebih lanjut akan diumumkan, termasuk untuk sektor kesehatan,” kata menteri keuangan. “Kami akan terus memastikan bahwa langkah-langkah untuk mengurangi dampak COVID-19 akan memiliki dukungan anggaran yang tepat.”
Discussion about this post