LIDIK.ID, JAKARTA – Kabar gembira diumumkan oleh Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi). Beliau sangat mengapresiasi adanya penelitian di Amerika Serikat (AS) yang menyebut cuaca panas mempengaruhi cepatnya kematian virus corona Covid-19.
Penelitian tersebut disampaikan oleh pejabat dari Department of Homeland Security AS, William Bryan. Penelitian Bryan menyatakan bahwa suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembapan udara sangat memengaruhi kecepatan kematian virus corona di udara dan permukaan tak berpori. Jokowi mengatakan hasil penelitian tersebut merupakan berita gembira bagi Indonesia.
“Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembapan, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus Covid-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori,” ujar Jokowi dikutip dari keteran pers Sekretariat Presiden, Jumat (24/4/2020).
Bryan menjelaskan diperlukan waktu 18 jam untuk virus hidup dengan suhu 70 sampai 75 derajat Fahrenheit dan kelembapan udara 20%. Namun umurnya terpangkas menjadi enam jam saja jika kelembapan udara ditambah sampai 80%.
Tak hanya itu, dia mengatakan dengan tambahan sinar matahari yang kuat, usia Covid-19 akan berkurang lagi hingga 1,5 menit saja. Meski demikian, hasil penelitian yang disampaikan Bryan saat ini belum terbuka untuk publik dan masih menunggu kajian dari pihak eksternal.
Meski demikian, Jokowi meminta agar masyarakat tak langsung gegabah dengan hasil penelitian tersebut. Jokowi berpendapat, masyarakat harus terus menjalankan protokol pencegahan corona secara disiplin dengan rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Tak hanya itu, wajib menggunakan masker harus tetap diterapkan jika terpaksa keluar dari rumah. Kebijakan jaga jarak dan menjauhi kerumunan juga masih harus diikuti.
Discussion about this post