LIDIK.ID , Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) RI dan Kapolri menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang pendampingan dalam pemeliharaan keamanan pada pelaksanaan program pembangunan pertanian, di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Selasa, (16/11).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa MoU tersebut sebagai bentuk dukungan dalam mempercepat seluruh program Kementan untuk masyarajat Indonesia dengan baik dan lancar.
“Baru saja kita melaksanakan kegiatan tanda tangan MoU atau nota kesepahaman dimana nanti, akan ditindaklanjuti dengan PKS (Perjanjian Kerjasama) yang akan dilaksanakan oleh rekan-rekan pejabat utama dengan dirjen terkait di Kementan. Mou ini tentunya dilakukan dalam rangka mendorong dan mempercepat agar program dari Kementan betul-betul bisa berjalan dengan hasil yang optimal,” kata Sigit.
Terkait sektor pertanian, Sigit memfokuskan hal itu menyankut hajat hidup 273 juta masyarakat Indonesia yang setiap harinya harus terpenuhi. Oleh sebab itu, menurutnya, ketahanan pangan harus terpenuhi dengan meningkatkan produktivitas.
“Ada 273 juta masyarakat atau rakyat yang tiap hari tentunya harus dipenuhi, terkait dengan masalah kebutuhan pangan dan ini menjadi konsen kita bagaimana mendorong agar produktivitas pertanian semakin hari jadi makin meningkat,” ujar mantan Kapolda Banten itu.
Sigit juga menyampaikan dalam MoU dibahas
pemanfaatan pengembangan lahan pertanian yang belum tersentuh. Selain itu, ia menyatakan, perlu adanya upaya strategi guna memanfaatkan lahan yang ada dengan melakukan modernisasi pertanian.
“Sehingga pertumbuhan ataupun kualitas produksinya meningkat. Disamping itu juga memanfaatkan lahan-lahan baru yang saat ini mungkin belum tersentuh dan ini menjadi program kita untuk kembangkan dua hal tersebut,” ucap Sigit.
Dengan adanya nota kesepahaman ini, Sigit menegaskan bahwa, Polri akan mendukung seluruh program Kementan dalam mewujudkan ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Menurutnya dengan mewujudkan ketahanan pangan, dapat memberikan dampak positif mengurangi ketergantungan import dan meningkatkan eksport dalam negeri.
“Dalam kurun waktu dua tahun ini kita tidak impor beras. Ini tentunya jadi prestasi dari Kementan dan kita akan terus dukung kedepan ketergantungan seperti ini bisa kita kurangi. Dan ekspor kita, bisa kita tingkatkan,” tutur Sigit.
Polsi juga telah berperan aktif dalam Food Estate, untuk membantu pemaksimalan sektor pertanian dan peternakan di lingkungan masyarakat.
“Program Food Estate yang saat ini sedang dikembangkan menjadi konsen kami untuk supaya itu bisa berjalan. Sehingga bagaimana kita memiliki lahan pertanian, peternakan yang luas, yang bisa mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat Indonesia, kedepan betul-betul terwujud,” papar Sigit.
Lebih lanjut, Sigit menjelaskan sektor pertania di tengah Pandemi Covid-19 saat ini dapat menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar. Bahkan, cukup untuk melaksanakan ekspor.
“Ini sebetulnya bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Kami dari kepolisian akan terus mendukung dan sinergi untuk dukung agar program dalam wujudkan ketahanan pangan, bagaimana kurangi impor dan perbesar ekspor ini betul-betul bisa terlaksana dengan baik,” kata Sigit.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan bahwa, Kementan tidak dapat bergerak dan bekerja sendiri. Sebab itu, sangat diperlukan bantuan dari Polri untuk memenuhi kebutuhan pangan dari masyarakat Indonesia terpenuhi.
“Tentu saja Kementan tidak bisa sendiri. Harus bersama unsur yang ada, kami berterima kasih bapak Kapolri bersedia membackup sepenuhnya,” pungkasnya.
(DIM)
Discussion about this post