LIDIK.ID, JAKARTA – Di tengah pandemi Corona ini, masyarakat sangat ditegaskan untuk mengikuti kebijakan pemerintah untuk terus menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Bahkan kegiatan belajar di sekolah digantikan dengan kegiatan belajar online. Begitu pula siswa-siswi tingkat akhir yang akhirnya lulus tanpa Ujian Nasional.
Namun, kebijakan itu diacuhkan oleh para pelajar ini. Dikathui bahwa perkumpulan siswa-siswi ini berasal dari SMA I di Kecamatan Kunto Darussalam, Riau. Aksi ini dilakukan para siswa yang merayakan kelulusan pada Sabtu (2/5) siang. Padahal, siang itu pihak sekolah belum mengumumkan kelulusan.
Kelulusan baru diumumkan pada malam hari secara online untuk menghindari kegiatan aksi coret-coret baju atau berkerumun. Aksi tak senonoh dengan menggunakan baju seragam sekolah yang ketat dan cat semprot pilox. Kepala sekolah pun terkena imbasnya.
Foto-foto aksi coret mencoret para siswa ini beredar luas di media sosial, mendapat beragam reaksi dan pada intinya menjadi viral karena dishare sejumlah akun yang memiliki banyak pengikut.
Dalam foto yang beredar, sejumlah pelajar melakukan aksi coret seragam hingga membentuk gambar wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam. Selain itu, terlihat ada rok salah satu siswi yang dicoret pada bagian belakangnya dengan gambar seolah berbentuk kelamin pria.
Foto lainnya menunjukkan aksi saling gendong siswi menunjukkan coretan bergambar penis di belakang bagian roknya ke kamera. Ada juga foto yang disertai keterangan mereka sedang minum minuman non-alkohol.
Seperti yang diunggah oleh akun Twitter @inxekyur, yang awalnya merupakan unggahan pengguna Instagram bernama @hayatunjumainii.
Selain itu, beredar video seorang siswi memakai rok pendek terlihat sedikit berjongkok meminta agar rok bagian belakangnya dicoret temannya. Selanjutnya, di video itu siswi tersebut meminta supaya bagian depan baju seragamnya dicoret teman prianya.
Kabag Humas Pemkab Rokan Hulu (Rohul), Tanti Ekasari, menyebut pihaknya telah memanggil kepala sekolah hingga wali kelas pelajar tersebut.
“Kepala Dinas Pendidikan saat ini tengah meminta klarifikasi ke pihak Kepala Sekolah SMA I Kunto Darussalam. Termasuk memanggil wali kelas sekolah tersebut untuk dimintai keterangan,” kata Tanti, Senin (4/5).
Aksi ini pun diketahui oleh Kemendikbud. Melalui akun Twitternya Itjen Kemendikbud, institusi tersebut akan menelusuri asal sekolah pelajar itu. Selanjutnya, Kemendikbud akan berkoordinasi melalui dinas pendidikan setempat.
“Ketika saya konfirmasi ke Kepsek, mengaku tidak mensosialisasikan surat imbau kita terkait pengumuman kelulusan secara online ke orang tua murid. Padahal surat edaran Gubernur Riau (Syamsuar) sangat jelas melarang adanya aksi coret-coret baju dan berkumpul di tengah pandemi dan diharapkan kerja sama semua pihak dan peran orang tua murid,” imbau Kahar.
Tindakan lebih lanjut, pihak sekolah juga telah memanggil orang tua murid dan siswa yang terlibat dalam aksi tersebut. Mereka sudah membuat surat pernyataan permohonan maaf kepada publik.
Kahar juga menyebutkan atas keterangan pihak sekolah, bahwa seragam yang para siswa pakai bekan segaram keseharian di sekolah. Kepala sekolah mengatakan seragam sekolah yang resmi adalah rok panjang dan hijab panjang.
Discussion about this post