Lidik.id, Bekasi – Pada awal Maret 2025, wilayah Bekasi mengalami banjir besar yang merendam delapan kecamatan di Kota Bekasi dan beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi. Kondisi ini mendorong sejumlah pejabat tinggi untuk turun langsung meninjau situasi dan mencari solusi penanganan banjir.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai banjir yang melanda Bekasi sebagai akibat kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang tidak terkendali. Ia menyebut bahwa nafsu untuk membangun tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan menjadi salah satu penyebab utama banjir.
“Kalau nafsu buat membangun dihajar habis, ini akibatnya. Ini problem dari lamanya kita abai terhadap lingkungan dan ini saatnya kita mengevaluasi diri,” ujar Dedi.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Dedi berencana mengevaluasi tata ruang wilayah Jawa Barat dan akan menemui Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk membahas hal tersebut.
Selain itu, Dedi juga mengusulkan konsep rumah panggung sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir di Bekasi. Ia menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap menyiapkan anggaran sebesar Rp40 miliar untuk mendukung program tersebut.
Dalam upaya mencari solusi penanggulangan banjir, Dedi Mulyadi mengumpulkan empat kepala daerah untuk membahas permasalahan kali yang menjadi penyebab banjir. Ia menegaskan perlunya kolaborasi antarwilayah dengan anggaran sebesar Rp500 miliar yang akan digunakan dalam penanganannya. Dedi juga menekankan pentingnya normalisasi sungai melalui pengerukan dan pelebaran sebagai langkah awal penanggulangan banjir.
Selain Gubernur Dedi Mulyadi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga meninjau lokasi banjir di Jatiasih, Kota Bekasi, untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal, terutama dalam hal evakuasi warga dan distribusi bantuan.
Di tengah penanganan banjir, Gubernur Dedi Mulyadi menegur keras istri Wali Kota Bekasi, Wiwiek Hargono, yang kedapatan mengungsi ke sebuah hotel saat banjir melanda wilayah tersebut. Menurut Dedi, para pejabat dan keluarganya seharusnya berada di tengah masyarakat saat bencana terjadi. Menanggapi teguran tersebut, Wiwiek menyampaikan permintaan maaf kepada Gubernur Dedi.
Discussion about this post