Lidik.id, Jakarta — Setelah 33 tahun hadir di dapur-dapur keluarga Indonesia, Tupperware resmi menghentikan operasional bisnisnya di Indonesia sejak 31 Januari 2025. Pengumuman ini disampaikan melalui akun Instagram resmi @tupperwareid, Sabtu (13/4), dan menjadi akhir dari era panjang salah satu produk rumah tangga legendaris di Tanah Air.
Keputusan ini datang beberapa bulan setelah induk perusahaannya, Tupperware Brands Corporation yang berbasis di Florida, Amerika Serikat, mengajukan perlindungan kebangkrutan (Chapter 11 Bankruptcy) pada September 2024. Tupperware tercatat memiliki utang senilai US$ 818 juta atau sekitar Rp 214 triliun, dengan rencana awal untuk mencari investor atau pembeli dalam waktu singkat.
Namun, rencana tersebut terganjal oleh penolakan dari tiga kreditur utama, Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America, yang kemudian memutus akses Tupperware ke rekening senilai US$ 7,4 juta, dan mendorong perusahaan menuju likuidasi.
Sementara itu, analis independen Hasyim Muhammad dalam unggahan di media sosial menyebut bahwa salah satu penyebab runtuhnya bisnis Tupperware Indonesia adalah kebijakan garansi seumur hidup yang selama ini ditawarkan.
“Garansi seumur hidup ini saya tahu hanya terjadi di Tupperware Indonesia. Setidaknya, tidak banyak yang memakai aturan itu,” tulis Hasyim. Ia menggambarkan bagaimana tumpukan barang rusak yang diklaim setiap hari menimbulkan beban operasional besar karena harus diganti dengan produk baru.
Menurutnya, alih-alih mendatangkan pendapatan dari pembelian ulang, kebijakan ini justru membuat perusahaan kehilangan potensi pemasukan. Ia menyebutnya sebagai “bom waktu” yang pada akhirnya meledak seiring krisis finansial global yang menimpa perusahaan.
Pada masa jayanya 10–15 tahun lalu, di bawah kepemimpinan Rick Goings, Tupperware Indonesia mencatatkan penjualan luar biasa hingga membuat Goings kerap berkunjung ke Indonesia. Namun seiring perubahan tren belanja konsumen dan masuknya berbagai pesaing di ranah e-commerce, model penjualan langsung Tupperware mulai ditinggalkan, khususnya oleh generasi muda.
Kini, pamitnya Tupperware dari pasar Indonesia menandai berakhirnya era produk rumah tangga yang sempat menjadi simbol gaya hidup efisien dan awet di era 90-an hingga awal 2000-an. Bagi banyak orang, kehadiran Tupperware bukan sekadar wadah, tapi juga bagian dari kenangan keluarga yang tak tergantikan, apalagi kenangan meme anak sekolah yang panik kalo Tupperware-nya hilang bisa diamuk emaknya.
Discussion about this post