Sabtu, 30 September 2023

Sekolah Ajaran Baru 2020? IDAI : Satu Juta Anak Akan Meninggal!

LIDIK.ID, JAKARTA – Terkait kembali sekolah atau tahun ajaran baru di tengah Pandemi Covid-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI) menentang keras apabila sekolah dibuka pada tahun 2020 ini. Bahkan, Ketua Umum DR.Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon), mengatakan sekolah paling cepat dibuka setelah 2020 dengan syarat protokol kesehatan yang ketat.

Aman meminta kepada orang tua ataupun wali yang berada di rumah untuk bersabar dan mendidik anak-anak dengan baik di rumah.  Ia meminta, setidaknya hingga 2020 berakhir dan pemeriksaan serta kurva anak yang positif terinfeksi turun. Sementara tahun ini, kurva anak yang terjangkit Corona (COVID-19) masih terus meningkat.

Baca Lainnya

“Tiap minggu masih naik kurva anak yang positif, yang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga masih menaik sekarang. Kami dihilir, kami yang merawat, kami yang tahu jadinya!” tegas sang Ketua Umum dalam siaran TVone dan dipantau oleh LIDIK.ID, Jumat, 5 Juni 2020.

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) juga setuju dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait perihal ini. Wasejken FSGI, Satriwan Salim, berpendapat apabila sekolah dibuka dalam waktu dekat, maka sekolah akan menjadi Kluster baru penyebaran Covid-19. Kasus ini juga bisa terjadi meski di daerah zona hijau sekalipun. Hal ini terkait dengan jumlah orang-orang yang berperan didalamnya.

Satriwan menjelaskan bahwa tak hanya murid atau guru yang berada di sekolah, melaikan karyawan dan orang tua yang turut mengantar. Hingga jumlah masyarakat sekolah yang bisa mencapai 700 orang lebih. Ditambah pula angkutan umum dan kegiatan yang tak bisa dipantau dan menjadi jaminannya.

Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia melarang keras pemerintah untuk sekedar mencoba-coba hal membuka sekolah seperti menerapkan hard immunity. Menurut IDAI, teori ini dapat menewaskan 1 juta anak meninggal.

“Jika ada 60 juta anak yang sekolah, kalau kita mau memakai hard immunity, membutuhkan 50 persen anak yang sakit. Jadi akan ada 30 juta anak yang sakit. Pertanyaan saya anak siapa yang akan sakit?” ucap Aman yang masih menggambar teori Hard Immunity jika diterapkan.

“Nah, setelah itu setelah 30 juta anak yang sakit, kita ambil mortalitas sekarang yang ada di Indonesia antar 2-5 persen, kita ambil angka tengahnya 3 atau 4 persen jadi akan ada 1 juta anak yang meninggal. Anak siapa yang meninggal? Saya tidak setuju!”

Aman mengatakan, sebagai Dokter anak, satu anak saja yang meninggal merupakan hal yang tidak diperbolehkan.

 

BeritaTerkait

Discussion about this post