Lidik.id, Jakarta – Menurut Shin Tae Yong (STY) saat di talkshow YouTube “Hwaga Nan Aejuga” mengungkapkan, bahwa pemain Timnas dahulu cuma kurang pede saat menghadapi lawan-lawan kuat kepada Lee Kyungkyu.
Saat itu Lee Kyungkyu bertanya apa perbedaan Timnas Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel), karena STY dulu pernah menjadi pelatih timnas Korsel walau akhirnya keluar tahun 2018.
“Pada masa awal, para pemain Indonesia mudah menyerah, ” kata STY dengan respon desahan oleh Kyungkyu.
STY beranggapan bahwa Timnas Indonesia sering sekali menyerah duluan padahal belum bertanding. Apalagi jika tim yang dihadapi adalah tim-tim kuat dengan ranking atas di Piala Dunia.
“Gampang ‘give up’ seperti itu. Yang lebih kacau itu, semisal ketemu lawan yang jago, contoh Arab Saudi, atau ranking dunia mungkin 20-30 ke atas, mereka bisa berpikir ‘ah kita gak akan bisa menang, tim mereka lebih bagus harusnya, jadi pasti gak bisa menang kita’, sering sekali pemain berpikir seperti itu,” jelas STY.
Hal itulah yang membuat permainan Timnas kurang maksimal dan cepat kebobolan, hal inilah yang disayangkan STY.
“Menyerah bahkan sebelum bertanding. Itulah mengapa permainannya tidak maksimal,” kata STY.
Dia berkata mungkin pemain ingin mencari rasa aman dan alasan agar jika nanti kalah, memang sudah lumrah, karena mereka memang tim kuat dan timnas memang tak mampu melawan mereka.
“Mungkin bisa dibilang, mereka lebih dulu mencari-cari alasan, antisipasi nanti kalau kalah begitu,” jelas STY.
Namun STY bersyukur sekarang perasaan itu sudah tidak ada lagi di Timnas yang dilatihnya sekarang.
“Tapi untuk saat ini, benar-benar sudah tidak ada. Musnahh [perasaan tidak pede itu].”
STY di awal-awal mendongkrak mental pemain Timnas Indonesia dengan mencoba melawan Tim Argentina yang merupakan pemenang piala dunia di stadion Gelora Bung Karno, pada FIFA Matchday di 2023.
“Karena waktu itu kan kita lawan Argentina, juara Piala Dunia Qatar tuh, main di kandang, tapi kalah 2-0 kan ya,” kata STY.
Walau kalah 2 skor dari Argentina, namun itu merupakan prestasi yang sangat besar, mengingat timnas Indonesia cuma kebobolan 2 gol dibandingkan dulu maupun negara lain yang setara timnas, mengalami kebobolan lebih banyak.
“Walau yaa berakhir 2-0 untuk Argentina, sebenarnya kalau dilihat, Timnas Indonesia memang kalah dalam penguasaan bola, tapi kami bermain sangat baik waktu itu,” jelas STY.
Dengan pemikiran seperti itu, timnas Indonesia mulai mendapatkan kepercayaan diri kembali dan tahu bahwa kemampuan mereka lebih baik dari yang mereka kira.
“Perlahan tapi pasti, dengan begitu, rasa percaya diri tim mulai meningkat. Wah ini lawan ranking no. 1 di dunia, cuma kebobolan 2 gol. Selain itu kami juga punya 2 kesempatan emas untuk cetak gol.”
“Itulah yang membuat mereka berfikir kita bisa nih sebenarnya. Pikiran seperti itulah yang membuat rasa percaya diri mereka sedikit demi sedikit, perlahan membaik dan meningkat,” terang STY.
STY berharap Timnas Indonesia yang sedang dilatihnya ini tidak akan minder lagi, dan bermain lebih baik lagi hingga masuk piala dunia.
Discussion about this post