LIDIK.ID , Jakarta – Seorang karyawan magang yang bekerja di sebuah perusahaan Start Up, mengaku hanya mendapat gaji Rp 100 ribu per bulan, selain itu jika mengajukan resign harus ada denda yang dibayarkan yakni senilai Rp 500 ribu. Kamis, (28/10).
Curahan hati karyawan tersebut disampaikan kepada sebuah akun base di Twitter @taktekbum.
Karyawan tersebut mengaku, dirinya bekerja selama 6 bulan di perusahaan Startup itu dengan gaji Rp 100 ribu per bulan, tapi ia dituntut bekerja dengan target yang berat dan di luar waktu kerja. Selain itu, tidak ada mentoring apa pun dari atasan.
“Tuntutan bekerja 20 jam per minggu. Sounds fine, but nope. In reality, kami bekerja lebih dari itu karena dipressure target kerja, performa, tanpa mentoring apa pun,” tulis karyawan tersebut.
Bahkan, disebutkan gaji Rp 100 ribu itu juga masih dipotong jika permorma kerja karyawan dinilai kurang. Dalam kontrak, tidak dituliskan ketentuan tersebut.
Ada juga opsi untuk memperpanjang masa kontrak tanpa di gaji bagi mereka yang belum memenuhi target.
“Yang mana kami tidak tahu sampai kapan masa extend ini berakhir. Demi mendapat hak kami yaitu bayaran full,” lanjut karyawan tersebut.
Untuk karyawan yang merasa tidak sanggup melanjutkan magang dan memilih untuk resign, pihak perusahaan juga mengeluarkan kebijakan penalty atau denda Rp 500 ribu.
“Memang aturan ini tertulis di kontrak. Tapi waktu itu saya pikir, seburuk apa sih kok sampai mau mundur internship. Tapi memang seburuk itu,” jelas karyawan tersebut.
Saat ini perusahaan Start Up tersebut menurut karyawan itu masih terus beroperasi, bahkan kerap membuka lowongan magang setiap 3 atau 4 bulan sekali, dan pendaftar yang masuk selalu naik hingga lebih dari 2.000 orang.
“Saya ingin menaikkan isu ini agar kita semua, terutama mahasiswa dan fresh graduate naif seperti saya, tidak terjerumus ke dalam jebakan kotor seperti ini. Kurang lebih seperti itu, thank you for listening,” tutup karyawan tersebut.
Selain karyawan tadi, masih banyak pengakuan dari beberapa orang lainnya saat magang di Start Up yang diduga sama.
“Ini Start Up media pendidikan min. Aku pernah intern di sana dan memang bener, ada penalty fee nya bagi pihak yang resign,” berikut pengakuan lainnya.
Ada juga yang mengaku mendapat pertanyaan saat interview, terkait upaya karyawan jika perusahaan tersebut sewaktu-waktu tertimpa isu tak enak. Seakan-akan sudah ada prediksi tersendiri.
“Masa gue disuruh mikir, gimana kalau tiba-tiba perusahaan kena isu yang menyangkut internal terus orang orang jadi nggak mau daftar lagi untuk intern, terus gimana kalau banyak intern yang mengeluh overwork, terus gimana kalau banyak intern yang resign, gimana kalau manajer nggak mau denger keluhan intern,” berikut pengakuan lainnya.
Unggahan di akun base @taktekbum itu masih terus diramaikan oleh Netizen, hingga mendapat 11 ribu lebih likes, 6 ribu retweet dan 600 lebih balasan.
(MYG)
Discussion about this post