LIDIK.ID, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta percepatan pembersihan lumpur dan sisa material banjir yang masih menutup berbagai infrastruktur di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. Langkah tersebut dinilai penting untuk mempercepat pemulihan aktivitas masyarakat pascabencana. Selasa, (23/12/2025).
Permintaan itu disampaikan Mendagri usai melakukan pembahasan bersama Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tito mengatakan, penanganan sisa banjir menjadi salah satu fokus utama pembahasan, terutama terkait fasilitas umum, perkantoran, dan permukiman warga yang terdampak cukup parah.
“Intinya adalah kita tadi membicarakan mengenai langkah-langkah penanganan, apa saja yang diperlukan, belanja masalah yang ada di Tamiang,” ujar Tito Karnavian.
Selain pembersihan sisa banjir, pembahasan juga menitikberatkan pada rencana pembangunan hunian tetap (huntap) bagi masyarakat terdampak yang kehilangan rumah atau mengalami kerusakan berat akibat banjir.
Mendagri menjelaskan, pembangunan hunian tetap tersebut akan didukung oleh berbagai pihak, termasuk sektor swasta. Namun, pemerintah daerah diminta segera menyiapkan lahan agar proses pembangunan dapat dipercepat.
“Sepanjang lahannya sudah siap, kita juga akan cepat bergerak,” katanya.
Sementara itu, bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan ringan hingga sedang, pemerintah akan memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai untuk biaya perbaikan dan pembersihan rumah.
“Setelah dapat datanya, mereka akan diberikan bantuan dalam bentuk uang, mereka pulang, bisa untuk melakukan bersih-bersih dan menyiapkan rumahnya kembali,” ujar Mendagri.
Di sisi lain, Tito mengimbau seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah lain yang tidak terdampak bencana, agar ikut bergotong royong membantu masyarakat Aceh Tamiang yang terdampak banjir.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri juga menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan pihak swasta kepada para korban, berupa pakaian, makanan, serta kebutuhan dasar lainnya.
“Saya tahu di pengungsian banyak yang kurang pakaian, selimut, kain sarung, kemudian juga kebutuhan makanan, kebutuhan untuk wanita, untuk anak-anak, dan lain-lain,” ucapnya.
Ia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban para korban. Pemerintah, lanjut Tito, berkomitmen untuk terus menyalurkan bantuan secara berkelanjutan.
“Kami kira itu usaha yang mudah-mudahan ini bisa meringankan, dan ini bukan sekali, kita akan lanjutkan lagi,” pungkasnya.***
(TRS).
.







Discussion about this post