Lidik.id, Toraja – Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), Gibran Rakabuming Raka, secara resmi menutup Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang berlangsung di Toraja, Sulawesi Selatan, pada Jumat (14/11).
Dalam acara yang dihadiri oleh ratusan pemimpin gereja dari berbagai denominasi tersebut, Gibran menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya menjaga dan merawat toleransi beragama di Indonesia, yang merupakan rumah bagi keberagaman.
Sidang Raya PGI kali ini mengusung tema “Toleransi dan Kerukunan dalam Keberagaman”, yang menjadi isu sentral dalam pidato Gibran.
Wapres mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang dibangun dengan semangat gotong royong dan keberagaman, termasuk dalam hal keagamaan.
Ia menegaskan, “Toleransi bukan hanya tentang menerima perbedaan, tapi tentang bagaimana kita bisa hidup berdampingan dalam damai meskipun ada perbedaan.”
Selain menyampaikan pidato penutupan, Gibran juga berbagi pengalaman pribadi tentang tantangan yang dihadapinya dalam mengelola kerukunan antarumat beragama di Solo, kota tempat ia pernah menjabat sebagai wali kota.
Ia menekankan bahwa pengalaman-pengalaman tersebut penting untuk diadaptasi dalam konteks nasional guna membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Pesan Toleransi dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Sidang Raya XVIII PGI yang berlangsung selama beberapa hari itu juga menjadi ajang untuk memperkuat komitmen gereja-gereja di Indonesia dalam menyuarakan toleransi dan kerukunan.
Dalam berbagai sesi, peserta diajak untuk membahas isu-isu sosial yang berkaitan dengan intoleransi dan bagaimana gereja dapat berperan aktif dalam memperbaiki kondisi tersebut.
Menurut Gibran, salah satu kunci penting dalam merawat toleransi adalah pendidikan dan dialog antarumat beragama.
“Dialog antar agama harus terus diperkuat agar kita bisa saling memahami, mengatasi perbedaan, dan merajut persatuan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pengaruh teknologi dan media sosial saat ini perlu dimanfaatkan dengan bijak untuk menyebarkan pesan positif tentang keberagaman.
Tantangan Keberagaman di Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Gibran juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai adanya peningkatan intoleransi yang terkadang memanaskan situasi sosial di beberapa daerah.
Namun, ia optimis bahwa dengan sinergi antar elemen masyarakat, pemerintah, dan lembaga keagamaan, Indonesia dapat melewati tantangan tersebut dengan baik.
Sebagai penutup, Gibran menyampaikan harapan agar hasil Sidang Raya PGI dapat diteruskan dalam bentuk aksi nyata yang mendukung perdamaian dan kesatuan bangsa.
“Saya berharap PGI dapat terus menjadi garda terdepan dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan kerukunan di Indonesia,” ujar Gibran dengan tegas.
Dengan penutupan resmi dari Wapres Gibran, Sidang Raya XVIII PGI di Toraja berakhir dengan sukses. Para peserta dari berbagai penjuru Indonesia berharap semangat persatuan dan toleransi yang digelorakan dalam acara ini dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, memperkuat keberagaman yang menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia.
Discussion about this post